Wednesday, October 12, 2011

Komunikasi Data: Metode Komunikasi Data Serial

Metode Komunikasi Data Serial

Komunikasi secara serial adalah komunikasi dimana data yang dikirimkan dan data yang diterima secara berurutan tiap bitnya. Sehingga dalam prakteknya hubungan semacam ini cukup membutuhkan satu kabel penghubung saja. Pada saat mengirimkan informasi antar dua perangkat yang terpisah, khususnya jika jarak lebih dari beberapa meter, dengan alasan harga dan waktu transmisi biasanya menggunakan sepasang kabel. Tiap byte data ditransmisikan dalam satu bit pada suatu waktu dengan interval waktu yang ditentukan untuk tiap bit. Bit-bit dikirimkan secara berurutan dan tidak serempak, kecepatan pemindahan data lebih rendah dibanding pengiriman secara paralel. Pengiriman akan dimulai dari LSB (Least Significant Bit), dan diakhiri dengan MSB (Most Significant Bit). Setiap karakter yang dikirimkan, disusun sesuai dengan suatu urutan bit tertentu. Keuntungan komunikasi serial tidak membutuhkan saluran yang banyak digunakan untuk sambungan dengan jarak yang relatif jauh sedangkan untuk kecepatan pemindahan data lebih rendah dibanding pengiriman secara paralel.
Berdasarkan formatnya, pengiriman data komunikasi serial dibedakan menjadi dua bentuk yaitu:
(1) Komunikasi Serial Asinkron
Pada pengiriman data asinkron (tak sinkron), setiap karakter dikirimkan sebagai satu kesatuan (entity) bebas, yang berarti bahwa waktu antara pengiriman bit terakhir dari sebuah karakter dan bit pertama dari karakter berikutnya tidak tetap. Pengiriman data tak sinkron lebih sederhana daripada pengiriman sinkron karena hanya isyarat data saja yang dikirimkan. Detak penerima dibangkitkan secara lokal di dalam penerima dan tetap dijaga agar sesuai dengan detak pengirim yang menggunakan bit awal (start bit) dan bit akhir (stop bit) yang dikirimkan dengan setiap karakter. Penyesuaian detak pengirim dan penerima terjadi karakter per karakter.

Gambar 2.1 menunjukkan sinkronisasi awal-akhir, bit awal dan bit akhir tidak membawa informasi, tetapi hanya menunjukkan awal dan akhir setiap karakter. Dari gambar dapat dilihat bahwa bit kedelapan disebut bit paritas, diikutsertakan dalam bentuk gelombang tersebut. Bit ini akan dipasang pada 1 atau 0 untuk meyakinkan cacah bit  pada setiap karakter adalah genap untuk paritas genap, atau ganjil untuk paritas ganjil.

(2) Komunikasi Serial Sinkron
Pada pengiriman data sinkron sejumlah blok data dikirimkan secara kontinyu tanpa bit awal atau akhir. Detak atau clock pada penerima dioperasikan secara kontinyu dan dikunci agar sesuai dengan detak pada pengirim. Untuk mendapatkan keadaan yang sesuai, informasi pendetakan harus dikirimkan lewat jalur bersama-sama dengan data dan memanfaatkan metode penyandian tertentu sehingga informasi pendetakan dapat diikutsertakan. Data secara kontinu menunjukkan akan dikirimkan terus menerus tanpa adanya pembatas (gap). Interval waktu antara bit terakhir dari suatu karakter dengan bit pertama dari karakter berikutnya adalah nol atau kelipatan bulat dari periode waktu yang diperlukan untuk mengirimkan sebuah karakter. Jika pada data yang dikirimkan terdapat pembatas, pengirim akan menambahkan byte tambahan untuk mengganti pembatas tersebut. Sehingga tidak diperlukan adanya bit awal dan bit akhir. Gambar 2.2.menunjukkan aliran bit sinkron.
Penerima harus memulai pencacahan pada tengah-tengah bit pertama dari karakter pertama, jika tidak akan timbul kesalahan pada isyarat yang diterima. Setelah penyesuaian bit, penerima harus tahu pada kelompok mana bit tersebut akan membentuk karakter (penyesuaian karakter). Penerima harus memantau data yang diterima setiap bit sampai penerima mengenali pola karakter sinkronisasi. Sehingga, penerima dapat mengetahui himpunan bit mana yang membentuk karakter yang pertama dikirimkan. Karakter berikutnya dengan mudah dapat dikirimkan dan dikenali.
Berdasarkan arah komunikasinya pengiriman data serial dibedakan menjadi tiga yaitu:
a.      Simplex



Komunikasi secara simplek adalah merupakan sistem komunikasi data yang hanya dapat mengirimkan data pada satu arah (searah). Pada arah komunikasi secara simplek ini hanya satu sisi saja yang melakukan pengiriman dan sisi yang lain hanya melakukan penerimaan. Sisi pengirim (transmitter) tidak akan menerima tanggapan atau status apapun dari sisi penerima (receiver).
Gambar 2.3 menunjukkan komunikasi secara simplek, bahwa stasiun hanya membutuhkan satu transmitter atau satu receiver, sementara transmitter hanya menggunakan satu saluran transmisi.
b.      Duplex
Komunikasi secara duplex adalah komunikasi yang dapat mengirimkan data dua arah. Pada sistem ini dibedakan menjadi dua yaitu half duplex dan full duplex:
(1) Half Duplex
Sistem komunikasi yang dapat mengirimkan data secara bolak-balik (dua arah) secara bergantian antara dua sistem (transmitter dan receiver) dan tidak dapat secara bersamaan. Gambar 2.4 menunjukkan komunikasi half duplex, ini berarti setiap saat hanya ada satu stasiun yang mengirimkan dan menerima informasi secara bergantian dan hanya menggunakan satu saluran transmisi untuk komunikasi antar kedua stasiun. Contohnya, sistem tanya / jawab, komunikasi menggunakan HT (Handy Talky).


(2) Full Duplex
Sistem komunikasi yang dapat mengirimkan data dalam dua arah pada waktu yang bersamaan, jadi tidak perlu saling menunggu untuk gantian berkomunikasi. Pada gambar 2.5 menunjukkan komunikasi full duplex, dimana dalam komunikasi full duplex menggunakan 2 saluran komunikasi yang mempunyai fungsi sebagai transmitter dan receiver. Contohnya, telepon kabel, pertukaran data antar dua sistem komputer yang dihubungkan ke suatu jaringan data.



No comments:

Post a Comment